Today Top Reading

Saturday, March 8, 2008

Bisnis MLM Dicari, Dihindari, atau Dipuji...?

Si buruk rupa bernama MLM? LINK

Wow judul yang cukup mengagetkan saya...belum lagi dengan banyaknya artikel serupa di media. Sebegitu burukkah citra MLM di negeri ini?
Mungkin hampir setiap orang pernah ditawari bisnis MLM. Pertama kali saya diajak bisnis ini sewaktu saya kuliah di Sydney sekitar tahun 92-an.
Waktu itu, salah satu anggota kami yang cukup kami kenal menawarkan kepada kami dengan cara yang baik, sopan dan benar-benar tidak ada paksaan sama sekali. Dan MLM disana sudah merupakan industri yang benar-benar bisa dibanggakan.

Lain halnya di negeri tercinta ini, sistem MLM yang baik digerogoti oleh oknum tertentu yang nakal (walau masih banyak orang mlm yang baik, sopan dan kaya) yang mencoba menggunakan "senjata marketing" yang memang ampuh dalam mencapai goal dalam penjualan sedikit banyak telah disalahgunakan dengan cara "memaksa" agar penjualan tercapai. Pemaksaan atau intimidasi apalagi tipuan bukanlah hal yang wajib diajarkan di bisnis MLM ini.

Bisnis MLM banyak yang mencaci ataupun menghindarinya di masyarakat karena merasa "tertipu" karena kurangnya keingintahuan kita akan bisnis ini, mungkin karena "merasa" terpaksa kali ya...namun bisnis MLM ini juga patut diacungi jempol karena kemampuannya membuat orang-orang pilihan menjadi KAYA dan membangun lapangan kerja bagi banyak masyarakat di Indonesia bahkan di dunia.

Multi level marketing ini sendiri adalah salah satu bagian dari marketing dan definisi (tujuan) Marketing menurut Philip Kotler bpk Marketing Dunia adalah "to satisfying human needs and wants" yaitu memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia. Bukankah tujuan ini sangat mulia? dan inilah mengapa saya menyukai bidang ini...

Dengan tercapainya tujuan mulia ini maka dapat dipastikan orang tersebut akan juga dapat mencapai segala kebutuhan dan keinginannya pula. Jadi orang yang telah Kaya ini, memang telah berusaha untuk berbuat melayani sesama untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia pada umumnya.

Benar apa yang dikatakan kang Dadang:
"Kita tidak perlu mencari-cari argumen untuk menentukan; mana yang lebih baik, diantara MLM dan sistem marketing biasa. Tidak terlalu bermanfaat. Lebih baik kita tempatkan diri pada porsinya masing-masing. Kita yang tidak suka MLM dan tidak mau berurusan sama sekali dengan apapun yang berbau MLM; cukup katakan, “maaf, saya tidak tertarik”. Kita yang hanya butuh produknya saja; tidak usah ragu untuk membeli. Beli saja. Dan, kita yang menjadi pelaku bisnis MLM; terus tingkatkan profesionalisme dalam bekerja. Dengan begitu, MLM yang saat ini masih dipandang sebagai seekor anak bebek buruk rupa itu akan cepat atau lambat tumbuh menjadi seekor angsa yang cantik jelita". www.dadangkadarusman.com

No comments:

Post a Comment