Today Top Reading

Monday, July 8, 2013

Asrulsani Abu The Autobiography

View of Parepare City
Saya dilahirkan oleh seorang Ibunda yang tangguh, pada tanggal 8 Juli 1973 tepatnya di sebuah kota pantai kecil bernama Kota Parepare Sulawesi Selatan Indonesia. 

Kota kecil ini dihuni oleh sebagian besar suku Bugis. Kota Parepare ini jaraknya sekitar 155 kilometer dari kota Makassar propinsi Sulawesi Selatan atau jika ditempuh dengan menggunakan mobil memakan waktu kurang lebih 2-3 jam perjalanan.

Semasa kecil saya dititipkan sementara oleh orang tua dan dirawat dengan penuh kasih sayang oleh seorang nenek bernama Nenek Fatimah....

Nenek saya ini berparas cantik, berkulit putih dan berjiwa sangat penyayang. Nenek Fatimah adalah sosok wanita yang lembut dan penuh kasih sayang terhadap cucu-cucunya...Dan... Saya sangat bersyukur dan bahagia pernah merasakan kasih dan sayangnya...

Yang dalam kisah ini....Walaupun sebenarnya saya memiliki seorang ibu yang juga tangguh dan agak terkesan "keras" dan sabar...Namun saat itu, Nenek Fatimah inilah yang saya anggap seperti ibu saya sendiri karena kasih dan sentuhannya yang menyentuh hingga ke hati yang terdalam....

Yah....Bahkan sampai saat ini saya masih bisa mengingat dan merindukan bagaimana setiap malam saya tertidur pulas diatas tikar plastik (bermotif gajah) dengan posisi kepala diatas pangkuan Sang Nenek sambil dengan lembut dan pelan beliau menyentuh rambut saya dengan sentuhan "khas" tangannya yang putih lembut.... Yah...dulu saya terbiasa tidur dengan sang nenek, dimandikan dan dipakaikan pakaian dengan penuh kasih sayang....

Suatu hari setelah saya beranjak dewasa, nenek pernah mengajak ngobrol lalu bertanya kepada saya sambil tersenyum ramah "kapan engkau akan menikah nak?" Begitu katanya setengah memaksa...karena beliau mungkin mengetahui tidak lama lagi beliau akan "pergi"...

Saat itu, langsung saya jawab "memangnya kenapa nek?" 


Sang Nenek menjawab: "Nenek kan sudah tua nak....Nanti sebelum nenek meninggal, nenek ingin melihatmu duduk di pelaminan dengan seorang wanita yang cantik dan baik hatinya....."

Dan memang... Selama beberapa tahun setelah saya menikah, nenek saya yang baik hati inipun meninggal dunia..., 

Saat itu... Hati saya sangat kehilangan beliau...

Betapa tidak....
Karena sebenarnya baru kusadari...
Beliaulah yang selalu mendukung apapun yang saya inginkan...
Beliau pulalah yang selalu tersenyum padaku.....
Selalu memyayangiku.....
Bahkan saat orang-orang lain tidak ada dan tidak memberikannya...

Saya sangat kehilangan kasih sayangnya...
Namun kepergian beliau ternyata telah "digantikanNya" oleh seseorang yang juga mirip dengan nenek saya ini...

Dialah orang yang kemudian saya nikahi dan memberikanku buah cinta kasih sepasang anak yang lucu dan membanggakan hati ini.

Kembali ke masa kecil di Parepare, keluarga besar kami lalu pindah ke kota Makassar yang menurut kami adalah sebuah kota yang besar saat itu....

Yang kami harapkan bisa memberikan harapan dan kehidupan yang lebih baik....karena saat itu ekonomi orang tua masih morat marit, ayahanda masih berjalan kaki dan bersepeda untuk sekedar mencari nafkah bagi keluarga kecilnya...

Kebetulan ayahanda muda setelah menganggur beberapa lama dan hanya bekerja serabutan dan apa adanya, dipanggil bekerja sebagai seorang staf pegawai bapak Jusuf Kalla. 

Di perusahaan Jusuf Kalla inilah kehidupan kami mulai bertumbuh hingga pada akhirnya beliau pensiun disaat telah mengabdi lebih dari 30 tahun hingga level jabatan yang tertinggi di perusahaan tersebut. Ayahanda yang saya kenal sangat mencintai dan menteladani sosok Jusuf Kalla dan selalu menceritakan kebaikan dan kesederhanaan Bapak Jusuf Kalla.

Pada tahun 1992 selesai SMA di Sekolah Islam Athirah Makassar, sama seperti orang lain pada umumnya SMA adalah masa "BIG Experience of Life". Ada banyak kesalahan dan juga pelajaran hidup sewaktu SMA. Masa-masa SMA memiliki tempat tersendiri saat mulai mengarungi kehidupan. Sewaktu SMA walaupun terkadang dipanggil ustad karena sering memberikan "nasehat" kepada teman-teman namun tidak jarang sayapun terkadang ikutan merasakan "Over Energy"nya anak muda yang tidak didukung oleh kemampuan manajemen diri dan mental waktu itu. Suatu peristiwa besar yang merubah hidup saya adalah pada saat mobil yang dikendarai oleh teman saya terjun ke selokan dan membuat kami semua terluka dan masuk rumah sakit. Untungnya kami semua selamat, jika tidak... maka hari itu mungkin adalah hari terakhir kami berada di bumi yang indah ini. 

Setelah kecelakaan yang hampir merenggut nyawa kami itulah, sayapun bernazar untuk memulai kembali sisa hidup ini dengan lebih baik dan menjadi orang yang lebih baik dari hari-hari sebelumnya. 

Kehidupan baru untuk hijrah mulai saya putuskan dengan bulat. Saya semakin berkeinginan kuat untuk merantau ke Australia untuk belajar Commerce, English dan Computer. 

Keputusan untuk pergi dari rumah (merantau) dan jauh dari keluarga adalah sebuah keputusan yang amat berat waktu itu, karena saya sebenarnya masih membutuhkan banyak bantuan dari keluarga terutama dari seorang ibunda....

Namun, sebuah kejadian yang amat saya takuti adalah terjadinya "perpisahan" diantara kedua orang tua kami yang sangat saya banggakan dan cintai....

Keluarga yang sempat "broken home" dengan perginya seorang ayah, walaupun sang ayah masih sering bertemu kami dan tetap bertanggung jawab terhadap kehidupan kami telah menggoreskan luka yang dalam pada waktu itu....

Walau demikian sampai hari ini, saya dan adik-adik sampai saat ini tetap selalu memberikan maaf, tetap mencintai dan menghormati kedua orang tua kami....

Yang sebenarnya memang jika dilihat didalam hati yang terdalam, kami semua ingin melihat mereka hidup harmonis dan bahagia seperti keluarga lainnya...

Saat pergi meninggalkan kampung halaman itulah (hijrah), saya banyak belajar hidup sendiri dan menemukan sebuah kehidupan yang sama sekali baru....

Anak remaja yang tadinya manja dan masih memiliki ego sentris yang tinggi perlahan mulai terkikis...di tanah rantau...

Di kota baru Sydney Australia itulah, saya belajar banyak tentang "diversity" dan "tolerance" serta "communication". 

Disinilah saya baru belajar berani untuk mengutarakan pendapat. Padahal dulunya saya adalah orang yang sangat penakut untuk tampil di depan umum. Biasanya jika akan tampil dimuka umum wajah saya memerah saking gugupnya...

Namun saya bersyukur saat di Australia guru-gurunya sangat bersahabat dan baik hatinya sehingga mampu memberikan rasa nyaman untuk berbicara di depan kelas. 

Di Sydney Australia tepatnya di Hawkesbury Richmond saya sering berpindah-pindah tempat kost/asrama atau disana dikenal dengan nama Lodge untuk menambah wawasan dan pergaulan selain tentunya tetap berteman dengan teman-teman dari negeri sendiri.

Disini saya belajar banyak tentang Freedom dan kemandirian dari teman-teman dari banyak negara seperti Thailand, Malaysia, Singapore, Iran, Korea, Japan, Pakistan, Hong Kong, India, Laos hingga Swiss. Teman saya yang baik hati adalah Jackgree, James dan Ote Nannopabale juga ada Nhung serta Pong. Bersama merekalah terutam Jackgree saya sering bersepeda bersama dan jalan bersama selepas belajar...

Guru saya yang sudah tua namun baik hati bernama Lynette dari Inggris dan satu lagi yang tidak akan saya lupa adalah Mr. George dari USA yang selalu murah senyum. Mereka adalah orang-orang baik yang dikirimkan Tuhan kepadaku...Lynette dan George mengajar dengan murah senyum....yang waktu itu setahu saya umumnya guru-guru di Indonesia masih mengajar "tanpa senyuman". Jadi saat saya melihat mereka, saya merasakan betapa mereka sangat menikmati profesi mereka sebagai seorang pengajar sekaligus pendidik...

Untuk mengisi waktu senggang, saya juga ikut bergabung dengan organisasi kemahasiswaan yang bernama Indonesia Australia Student Association dan sempat diangkat oleh para sahabat memperoleh amanah wakil ketua.

Di Australia jugalah saya dipertemukan dengan seorang yang baik hati yaitu Eldin Asman...orang ini adalah sosok "pahlawan" bagiku....Sampai saat ini, saya masih mengingat kebaikannya dengan tulus pernah mengantar sekardus Indomie untukku yang sangat berguna selama 1 bulan untuk bertahan hidup di perantauan...
Di Australia, saya menyelesaikan kursus saya, namun gagal menggapai Bachelor of Commerce di University of Western Sydney Hawkesbury. 

Saya terpaksa pulang ke Indonesia dengan perasaan bersalah bercampur sedih dan malu kepada orang tua karena tidak sanggup membanggakan orang tua dengan memberikan gelar sarjana yang telah lama mereka impikan. Maklum orang tua juga saat itu bukanlah lulusan sarjana...

Beberapa bulan lamanya saya menganggur dan menyendiri di kampung halaman...bingung harus berbuat apa...

Namun pada suatu hari, saya termotivasi saat melihat ibu saya yang seperti kurang merasakan kebahagiaan karena melihat anak kebanggaannya telah gagal.... Akhirnya saya bertekad untuk bangkit dan tetap berusaha memenuhi harapan orang tua yang menginginkan anak tertuanya memperoleh sarjana. 

Maka dengan perasaan yang bercampur aduk saya kembali merantau ke Ibukota Jakarta terkenal "keras" untuk mengambil jurusan Manajemen pada Universitas Trisakti dan akhirnya bisa memberikan kebanggaan pada orang tua hingga pendidikan Master.

Perjalanan merantau sendiri saat di Jakarta saya mulai dari Tebet, lalu tinggal sekaligus kost di rumah saudara sepupu di Pasar Minggu selama setahun, dan mengontrak rumah di Buaran Jakarta Timur lalu menyewakan kamar-kamarnya, membeli rumah pertama di Cileduk Indah atas bantuan seorang kerabat dan keluarga, lalu menjual rumah yang di cileduk karena banjir hingga mencicil rumah Metro Permata Karang Tengah hingga sekarang menetap di BSD City Serpong Tangerang Selatan. 

Saat tinggal di rumah saudara sepupu yang tinggal di Pasar Minggu. Dalam diri beliau saya belajar tentang kehidupan seorang PNS dan kesabarannya dalam membina rumah tangga. Menurut penilaian saya pribadi waktu itu, beliau adalah sosok suami yang sabar dan penyayang bagi keluarganya.

Di Jakarta saya banyak pula dibantu oleh seorang sahabat yang berasal dari suku Betawi Makassar yang bernama Rusli, S.Psi...beliaulah yang menemani saya kemanapun saya ingin pergi...bahkan menemani untuk naik Metro Mini yang sempat membuatku hampir terjatuh di jalan Thamrin karena Bis ini hanya memikirkan setoran tanpa memikirkan kenyamanan orang lain. Rusli adalah sosok sahabat yang sabar dan selalu mensupport seorang sahabatnya, untuk itulah mungkin dia mengambil jurusan Psikologi karena minatnya terhadap kemanusiaan. 

Setelah saya menikah di tahun 2000 saya sebenarnya belum memiliki pekerjaan sama sekali, lalu bersama istri berusaha mengembangkan usaha dengan berjualan stationery di depan Alfamart Cileduk. Namun karena hanya berjualan stationery dengan sebuah etalase kaca kecil yang diletakkan didepan Alfamart dan saat itu, masih sepinya penjualan, maka usaha kami ini terpaksa gulung tikar. 

Namun kami tidak patah semangat, kami lalu mencoba lagi membuka sebuah toko yang kami beri nama Metro Collection di Karang Tengah. Usaha ini menjual pakaian muslim dan muslimah yang kami beli dari Tanah Abang. 

Jika ingin membeli pakaian ke Tanah Abang biasanya kami mulai ke Tanah Abang setelah shalat subuh sehingga kami bisa tiba di waktu awal. Saat itu, Tanah Abang tidak seperti sekarang yang sudah banyak eskalatornya, jadi saat itu kami lebih banyak naik dan turun tangga. Saat istri mulai hamil anak pertama kami dan merasa kelelahan jika harus melanjutkan usaha pakaian ini, maka usaha inipun terpaksa kami tutup... 

Lalu kami mulai membuka usaha pulsa, laundry, wartel....hingga membuka institusi pendidikan bernama Amadis Centre...Nama Amadis kami ambil dari nama anak pertama kami. Sambil tentuya tetap melanjutkan usaha keluarga di bidang Car Rental....

Sewaktu usaha pertama di sebuah rumah kontrakan di komplek Keuangan Karang Tengah Ciledug kelihatan maju dan berkembang, kami pun pindah dari usaha rumahan dan berkantor di sebuah Ruko di Metro Permata Tangerang. 

Saat itu orang yang bekerja pada kami mencapai belasan orang, dan pelangganpun mulai banyak. 

Namun sayang terjadilah Krisis Moneter yang menghantam dunia dan Indonesia....

Banyak perusahaan-perusahaan yang bangkrut dan salah satunya usaha kami...dengan sangat terpaksa kami tutup karena tidak mampu membayar biaya sewa ruko yang naik setiap tahunnya....

Usaha yang kami rintis di bidang pendidikanpun terpaksa gulung tikar dan merumahkan orang-orang yang telah bekerja pada kami....saat itu...perasaan terasa amat sakit, saat melihat usaha kami yang kami bangun setiap harinya....harus bangkrut sia-sia....dan untuk melanjutkan usaha di daerah tersebut sepertinya akan sulit berkembang lagi....

Sayapun berpikir untuk mencari sebuah tempat yang lebih layak dalam meningkatkan taraf hidup kami...sebuah tempat yang lebih tertata baik dalam manajemennya. 

Tempat yang lama di Ciledug sering banjir dan terkenal dengan kondisi jalannya yang sangat macet dan parah. 

Ini membuat stress dan membuat kepala saya sering migrain. Namun ini sebenarnya telah memberi pelajaran besar tentang arti kesabaran di perjalanan...

Sayapun memboyong istri dan anak kami yang baru lulus TK dan satu lagi masih bayi berusia 6 bulan untuk pindah ke BSD City, dengan tekad dan semangat baru untuk memulai usaha yang dimulai dari garasi kami di rumah kami...demi melanjutkan kehidupan yang baru. 

Di BSD City bagaikan kota Madinah bagiku. Dimana dari kota yang tadinya semrawut ke kota yang indah, nyaman dan lebih mendamaikan hati ini....

Bisa dikatakan Manajemen BSD City benar-benar memiliki konsep dan tujuan yang jelas dalam membahagiakan seluruh pelanggannya....BSD City adalah sebuah kota yang terkelola dengan sangat baik dengan adanya begitu banyak fasilitas pendukung yang memenuhi seluruh kebutuhan dan keinginan konsumennya dan konsep ini sangat cocok bagi tujuan dan arah hidup saya dan keluarga di masa depan.Kota ini cukup besar dengan luas 6000 hektar yang mengedepankan konsep yang penuh dengan pohon-pohon yang rindang dan jalan-jalan yang luas serta tertata rapi.

Akhirnya dengan proses pemikiran dan perasaan yang matang...
Rumah yang lama terpaksa kami jual untuk membangun sebuah tempat tinggal sekaligus usaha yang baru dirintis....di BSD City Serpong.

Sejalan dengan mulai membaiknya perekonomian di Indonesia, sayapun kembali memulai dan mengembangkan usaha di bidang Car Rental. 

Bisa dikatakan semuanya saya mulai dari nol dengan sendirian dan terkadang dibantu dengan "teman hidup" dan juga anak-anak yang saya cintai...

Pekerjaan menjadi driver yang mengantar mobil, 
petugas survey yang melakukan survey, 
Sales sekaligus Marketing, 
Staff Admin, 
Akuntan yang mengontrol keuangan, 
Resepsionis yang menerima tamu, tukang cuci mobil dan 
sekaligus menjadi operator yang mengangkat telepon sendiri...
Semuanya saya lakukan sendiri...demi sebuah tekad, impian dan cita-cita...

Karena semakin hari, pembantu semakin sulit dicari, kamipun memutuskan untuk akhirnya tidak memiliki pembantu...dengan berbagai alasan.

Jadi sayapun sekaligus menjadi pembantu rumah tangga yang menyapu, mengepel dan menyetrika adalah bagian dari pekerjaan yang kami lakukan sendiri demi menghemat biaya operasional usaha yang baru kami bangun...

Sesuatu yang dulunya dilakukan oleh resepsionis dan karyawan serta pembantu kami, semuanya dengan ikhlas dan senang hati saya kerjakan sendiri...demi menafkahi keluarga baru kami, sekaligus tetap berusaha membahagiakan keluarga dan orang-orang yang saya sayangi....

Untuk merekalah saya berjuang agar mereka suatu hari merasa bangga terhadap ayahnya... 

Ya....semua terpaksa dilakukan mulai dari awal kembali untuk menghemat biaya operasional, karena perusahaan baru saja didirikan dan saya memang belum mampu untuk menggaji seorang pegawai bahkan untuk seorang driver untuk mengantar dan menjemput kendaraan rental mobil. 

Disela-sela kesibukan merintis usaha car rental, saya juga menyempatkan diri untuk menjadi seorang marketing properti di BSD City...

Disini saya sempatkan belajar sekaligus tentang BSD City yang bagiku Bumi Serpong Damai adalah sebuah tempat yang baru, yang belum saya kenal sama sekali...

Yang saya miliki saat itu hanyalah sebuah impian dan harapan...untuk membangun kembali sebuah gedung kantor yang dulunya saya bangun dan impikan....

Sekarang ini, saya berfokus menekuni secara umum bidang IT, Properti dan Transportasi serta bidang Sosial. 
Bersama Yusuf Mansur

Dibidang IT saya mendirikan dan mengembangkan situs www.RumahBisnisIndonesia.com yang bertujuan untuk membantu para Entrepreneur di Indonesia dengan memberikan pemahaman tentang bisnis dan juga memberikan FREE Advertisement dan Free Marketing Promotion bagi para Entrepreneur Indonesia. Ide situs ini muncul, saat saya pertama kali memulai usaha, saya merasakan betul betapa sulitnya melakukan kegiatan pemasaran yang efektif dan efisien untuk sekedar mempertahankan bisnis yang sedang kami bangun. Rumah Bisnis ini adalah titik awal bisnis saya dan akhirnya menjadikannya no.1 di Google dalam pencarian kata "Rumah Bisnis". Jika anda ingin mencobanya, anda bisa langsung mengakses www.blogspot.com dan ikuti petunjuknya yang mudah dan sederhana. Yang dibutuhkan adalah ide dan kegigihan dalam mewujudkan cita dan impian.

Di bidang Transportasi saya berusaha mengembangkan usaha penyewaan mobil yang sempat mati suri.  Impian saya adalah, saya ingin mengembangkan usaha ini menjadi lebih professional tidak hanya melibatkan pihak keluarga semata tapi juga seluruh lapisan masyarakat terutama di wilayah BSD City Serpong, Jakarta dan sekitarnya. Usaha yang tadinya dipegang keluarga berusaha saya buatkan strategi dan manajemen baru dengan nama baru CMP BSD Car Rental. Lalu kemudian seiring berjalannya waktu saya berfokus pada pengembangan rental mobil dengan mengusung brand sendiri SANI Car Rental (www.BSDrental.com) dan (www.Sani-Rental.com).

Sedangkan di bidang Properti termasuk pemula dimulai dengan bergerak di bidang Sales dan Marketing sekaligus melakukan investasi dengan skala kecil untuk membuat dan membangun rumah-rumah sewa khususnya masyarakat menengah ke bawah...  Kebetulan saya memiliki pengalaman membangun rumah sendiri lalu saya terapkan pada proyek pertama saya yaitu membangun rumah kontrakan pertama yang berkonsep minimalis...


Impian saya adalah dapat memenuhi kebutuhan rumah tinggal bagi masyarakat menengah yang berasal dari luar Jakarta. Impian ini ingin saya wujudkan, karena pernah merasakan betul bagaimana sulitnya mencari sebuah rumah tinggal untuk sekedar bermalam di Jakarta saat memulai merantau dari kampung halaman. 

Selain mendirikan bidang usaha, saya dan kerabat juga sedang membangun Yayasan Anak Mandiri dan Istimewa (Amadis Foundation) yang bertujuan untuk membangun dan memberdayakan potensi yang ada untuk kebaikan keluarga dan masyarakat. Program yayasan ini juga mendirikan Rumah Shodaqoh yang membantu dan menyalurkan bantuan shodaqoh kepada kaum miskin dan anak yatim yang kurang mampu.

Kesuksesan dan kebahagiaan adalah hak setiap manusia. Untuk itu, saya merasa senang dan bahagia saat bergabung bersama seorang sahabat sekaligus Master Trainer Kesadaran Indonesia dalam The 7 Awareness Training untuk membantu orang-orang yang membutuhkan bimbingan dan pelatihan untuk meraih kesuksesan, kebahagiaan dan impiannya.


Seiring berjalannya waktu saya merasa banyak dibantu oleh para sahabat-sahabat yang baik hatinya yaitu Aldrin di Gaido Express yang lalu memperkenalkan seorang sahabat lainnya yaitu H. Muhammad Hasan Gaido Travelyang bersama beliau membantu mengembangkan Gaido Groupnya yang secara ekpansif akan segera mendunia begitu juga bersama Mustofa Tuwuh membangun PT. Media Majalah Indonesia serta bersama beberapa sahabat lainnya berusaha mengembangkan organisasi Persatuan Wirausaha Muda Indonesia di Tangerang Selatan.


Dalam bidang rohani yang berfokus pada kehidupan akhirat kelak, saya pun diminta oleh ketua DKM Bapak Suradi untuk membantu mengisi materi di Masjid Baitul Hikmah BSD City untuk berbagi (sharing) ilmu dan pengalaman tentang manajemen kehidupan dan manajemen bisnis yang berdasarkan Al-Quran dan Hadist Rasulullah SAW. 

Impian utama saya adalah ingin mengembangkan usaha dalam satu wadah institusi yang terus berkembang dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan masyarakat Indonesia dengan cara yang baik dan benar tanpa harus berhutang...

Hal ini mungkin agak sulit tapi saya akan upayakan untuk terus berusaha agar impian dan cita ini bisa berhasil.

Untuk itu dalam kesempatan ini, saya sekaligus memohon doa dan dukungan anda agar kita secara bersama-sama bisa mewujudkan mimpi dan harapan kita menjadi kenyataan....

Satu hari nanti. Semoga....

Doa anda sungguh berarti buat saya....

Terima kasih atas segalanya...

Sampai jumpa di BSD City..:)


Salam Hangat

Asrulsani Abu



Share and Direct Contact Via BlackBerry: 7627D 065



The Greatest Master of Affirmation
 
One of The Greatest Quran Reader
 
One of The Greatest Quran Tafsir

The Greatest Inspiring Presenter
The Greatest Entrepreneur and Statesman


Bersama Para Sahabat di GRAHA GAIDO









Future Dream and Plan



SANI SMART OFFICE


















































2 comments: